(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS naik pada hari Rabu melanjutkan reli minggu ini ke level tertinggi dalam hampir 2 bulan dan berakhir naik terdukung pelemahan Euro dan Yen.
Indeks dolar AS ditutup naik 0,22% pada 98,85.
Ketidakpastian politik di Prancis dan Jepang melemahkan Euro dan Yen, sehingga menguntungkan dolar.
Dolar melanjutkan penguatannya pada Rabu karena risalah rapat FOMC 16-17 September yang bernada hawkish.
Namun penguatan saham pada hari Rabu mengurangi permintaan likuiditas dan membatasi penguatan dolar.
Penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung berdampak negatif terhadap dolar karena memasuki minggu kedua pada hari Senin. Semakin lama penutupan berlangsung, semakin besar kemungkinan ekonomi AS akan tertekan, yang merupakan faktor negatif bagi dolar.
Risalah rapat FOMC pada 16-17 September sedikit bernada hawkish karena menyatakan, “Sebagian besar pembuat kebijakan menilai bahwa pelonggaran kebijakan lebih lanjut akan tepat dilakukan selama sisa tahun ini,” tetapi “mayoritas peserta menekankan risiko kenaikan terhadap prospek inflasi mereka.”
Pasar memperkirakan peluang sebesar 93% untuk pemangkasan suku bunga sebesar -25 bp pada pertemuan FOMC berikutnya pada tanggal 28-29 Oktober.
Malam nanti akan dirilis data Initial Jobless Claim yang diindikasikan meningkat.
Juga akan ada pernyataan dari Presiden Fed Powell dan pejabat Fed Bowman dan Barr.
Analyst Vibiz Research memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak turun dengan kekhawatiran ekonomi. Jika data initial jobless claim terealisir naik akan menekan dolar AS. Namun jika malam nanti pernyataan Ketua Fed Powell dan pejabat ECB memberikan sinyal hawkish untuk kebijakan suku bunga, akan menguatkan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 98,61-98,36. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 99,08-99,30.



