(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS pada hari Kamis berakhir menguat menantikan laporan inflasi AS bulan September pada hari Jumat.
Indeks dolar AS ditutup naik tipis 0,01% pada 98,93.
Dolar AS terangkat laporan penjualan rumah AS yang sudah ada pada hari Kamis, yang menunjukkan penjualan naik ke level tertinggi dalam 7 bulan.
Penjualan rumah yang sudah ada di AS pada bulan September naik +1,5% (m/m) ke level tertinggi dalam 7 bulan terakhir di angka 4,06 juta, sesuai dengan ekspektasi.
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi pada hari Kamis memperkuat perbedaan suku bunga dolar.
Selain itu, pelemahan yen juga menguntungkan dolar, setelah yen jatuh ke level terendah dalam 1,5 minggu pada hari Kamis di tengah kekhawatiran bahwa Perdana Menteri baru Jepang, Takaichi, akan menganjurkan kebijakan moneter yang lebih longgar.
Dolar juga terdorong oleh konfirmasi dari Gedung Putih bahwa Presiden Trump akan bertemu Presiden Xi Jinping Kamis depan di Korea Selatan.
Namun penguatan dolar AS dibatasi oleh penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung. Semakin lama penutupan pemerintah berlangsung, semakin besar kemungkinan ekonomi AS akan tertekan dan semakin besar kemungkinan The Fed harus memangkas suku bunga.
Pasar memperkirakan peluang 99% penurunan suku bunga sebesar -25 bp pada pertemuan FOMC berikutnya pada 28-29 Oktober.
Malam nanti akan dirilis data Inflasi dan Inflasi Inti September AS yang diindikasikan stabil dan untuk inflasi tahunan diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS dapat bergerak naik dengan melemahnya mata uang Poundsterling dan Yen. Namun dengan masih berlangsungnya penutupan pemerintahan AS, akan dapat menekan dolar AS. Jika malam nanti data Inflasi tahunan September AS terealisir naik, akan menguatkan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 99,07-99,21. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 98,85-98,77.
