(Vibiznews – Index) – Bursa saham Wall Street membalikkan kerugian sesi sebelumnya pada perdagangan yang berakhir Jumat dinihari (24/10/2025) oleh lonjakan harga minyak mentah dunia.
Indeks Nasdaq melonjak 0,9% menjadi 22.941,80, S&P 500 naik 0,6% menjadi 6.738,44, dan Dow Jones naik 0,3% menjadi 46.734,61.
Saham energi memimpin penguatan yang signifikan imbas harga minyak mentah meroket setelah pemerintahan Trump mengumumkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia.
Lihat: Harga Minyak Dunia Melonjak 5% Lebih Setelah Pengumuman Sanksi Perusahaan Minyak Rusia
Departemen Keuangan mengumumkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil, dengan alasan kurangnya komitmen serius Rusia terhadap proses perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Presiden Donald Trump baru-baru ini menyatakan optimismenya tentang berakhirnya perang Rusia-Ukraina yang berlarut-larut sebelum tiba-tiba membatalkan rencana pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Penguatan harga saham di Wall Street mengabaikan reaksi negatif terhadap laporan kuartalan yang pesimis dari perusahaan Tesla dan IBM Corp. Tesla melaporkan laba kuartal ketiga lebih rendah dari perkiraan, namun saham berakhir melonjak 2,3%.
Raksasa teknologi IBM melaporkan laba kuartal ketiga melampaui perkiraan tetapi memperlambat pertumbuhan bisnis inti komputasi awannya.
Dari laporan ekonomi AS, National Association of Realtors melaporkan penjualan rumah yang sudah ada di AS meningkat sejalan dengan perkiraan ekonom pada bulan September.
Secara sektoral, penguatan dipimpin oleh saham energi dengan Philadelphia Oil Service Index melonjak 4,8% dan NYSE Arca Oil Index melonjak 3%.
Penguatan signifikan lainnya juga terlihat pada saham-saham perangkat keras komputer dengan NYSE Arca Computer Hardware Index melonjak 4%. Salah satunya SanDiskmelonjak 13,7% ke rekor penutupan tertinggi.
Namun pergerakan sebaliknya terlihat pada saham-saham transportasi menunjukkan pergerakan menurun yang signifikan.



