(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS pada hari Kamis ditutup terdukung kenaikan imbal hasil Treasury AS.
Indeks dolar AS ditutup naik 0,39% pada 99,52.
Imbal hasil Treasury AS 10 tahun naik ke level tertinggi dalam 2,5 minggu mendukung keniakn dolar AS.
Dolar AS juga mendapat dukungan dari komentar hawkish Ketua Fed Powell sejak Rabu, yang mengatakan penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan Desember “bukanlah sesuatu yang sudah pasti.”
Kenaikan dolar AS juga didukung dengan meredanya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok yang mendukung prospek pertumbuhan ekonomi setelah Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata tarif, mencabut kontrol ekspor, dan mengurangi hambatan perdagangan lainnya.
Namun dolar AS masih tertekan akibat penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung. Semakin lama penutupan pemerintah berlangsung, semakin besar kemungkinan ekonomi AS akan terdampak.
Pasar memperhitungkan peluang 72% bahwa FOMC akan memangkas kisaran target dana federal sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan FOMC berikutnya pada 9-10 Desember. Pasar juga memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 82 bp pada akhir tahun 2026 menjadi 3,06% dari suku bunga dana federal efektif saat ini sebesar 3,88%.
Malam nanti akan ada pernyataan dari pejabat Fed Logan, Bostic dan Hammack.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS dapat bergerak naik masih didukung komentar hawkish ketua Fed yang menyatakan pemangkasan suku bunga Fed selanjutnya di bulan Desember 2025 belum pasti. Juga hasil positif kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok, akan menguatkan dolar AS. Jika pernyataan para pejabat Fed bersifar hawkish untuk tidak memangkas suku bunga dalam waktu dekat, akan dapat menguatkan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance 99,86-100,19. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 99,05-98,57.
