(Vibiznews – Economy & Business) – Berdasarkan data Biro Pusat Statistik hari ini, Surplus Neraca Perdagangan bulan September 2025 sebesar 4,34 miliar Dollar AS. Surplus Neraca Perdagangan kumulatif periode Januari – September 2025 mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Neraca Perdagangan Total Kumulatif Januari-September 2025 adalah 33,48 miliar USD. Angka ini mengalami kenaikan 11,30 miliar USD dibandingkan Januari – September 2024, yang mencapai 22,18 miliar USD.
Surplus neraca perdagangan ini ditopang oleh neraca perdagangan nonmigas yang mencapai 47,20 miliar USD pada periode Januari-September 2025. Angka ini mengalami kenaikan 9,95 miliar USD dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sepanjang Januari-September 2025 neraca perdagangan nonmigas menyumbang 47,20 miliar USD. Angka ini terdiri dari lemak dan minyak hewani/nabati 25,14 miliar USD, Bahan bakar mineral 20,15 miliar USD. Diikuti besi dan baja 14,11 miliar USD. Selanjutnya, nikel dan barang daripadanya 6,50 miliar USD, serta alas kaki 5,41 miliar USD.
Surplus perdagangan terbesar terjadi dengan Amerika Serikat, sedangkan deficit terdalam dengan Tiongkok. Tiga negara penyumbang surplus nonmigas terbesar adalah AS sebesar 15,70 miliar USD, India 10,52 miliar USD dan Filipina 6,45 miliar USD.
Tiga negara penyumbang deficit nonmigas terdalam sepanjang Januari-September 2025 adalah Tiongkok 15,60 miliar USD. Australia 3,38 miliar USD dan Thailand 1,29 miliar USD.
Total nilai ekspor sepanjang Januari – September 2025 mencapai 209,80 miliar USD. Atau mengalami peningkatan sebesar 8,14% dibanding periode yang sama tahun 2024.
Total nilai impor sepanjang Januari – September 2025 mencapai 176,32 miliar USD. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 2,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sepanjang Januari – September 2025 , neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus 33,48 miliar USD, naik sebesar 11,30 miliar USD dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dengan capaian ini, neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus 65 bulan berturut-turut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



