(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS naik mencapai level tertinggi dalam 2 minggu dan berakhir naik pada hari Rabu terdukung penurunan prospek pemangkasan suku bunga Fed.
Indeks dolar AS ditutup naik 0,67% pada 100,22.
Dolar AS menguat setelah Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) AS membatalkan publikasi laporan ketenagakerjaan bulan Oktober, yang menghapus data-data penting sebelum pertemuan FOMC bulan depan dan menurunkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed.
Dolar AS lanjut naik ke level tertingginya setelah risalah rapat FOMC 28-29 Oktober bernada hawkish, yang menyatakan bahwa lebih banyak pejabat The Fed yang mendukung suku bunga tetap stabil untuk sisa tahun ini.
Pelemahan yen juga mendukung dolar karena yen jatuh ke level terendah dalam 9,75 bulan di tengah kekhawatiran bahwa pemerintah Jepang akan mendukung paket stimulus yang akan secara substansial meningkatkan beban utang Jepang.
Data perdagangan AS hari Rabu juga bullish untuk dolar setelah defisit perdagangan bulan Agustus menyempit lebih dari yang diperkirakan.
Defisit perdagangan AS pada bulan Agustus menyusut menjadi -$59,6 miliar dari -$78,2 miliar pada bulan Juli, lebih kecil dari ekspektasi -$60,4 miliar.
Pasar memperhitungkan peluang 28% bahwa FOMC akan memangkas kisaran target dana Fed sebesar 25 basis poin pada rapat FOMC berikutnya pada 9-10 Desember.
Malam nanti jika jadi dipublikasikan, akan dirilis data Non Farm Payrolls September AS yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS dapat bergerak naik dengan menurunnya prospek pemangkasan suku bunga Fed. Juga jika data Non Farm Payrolls September AS jadi dirilis dan terealisir naik, akan menguatkan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Resistance 107,14-114,07. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support 96,39-92,57.



