(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS berakhir turun hari Selasa tertekan pelemahan data penjualan ritel dan PPI inti bulan SeptemberAS, yang memperkuat prospek penurunan suku bunga The Fed bulan Desember.
Indeks dolar AS berakhir turun 0,35% pada 99,79.
Penjualan ritel AS bulan September naik +0,2% m/m, lebih lemah dari ekspektasi +0,4% m/m. Penjualan ritel September non-otomotif naik +0,3% m/m, sesuai ekspektasi.
PPI AS bulan September naik +2,7% y/y, lebih kuat dari ekspektasi +2,6% y/y. Namun, PPI September non-pangan dan energi naik +2,6% y/y, lebih rendah dari ekspektasi +2,7% y/y.
Demikian juga penurunan imbal hasil obligasi juga melemahkan dolar setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun jatuh ke level terendah dalam 3,5 minggu terakhir di 4,002%.
Dolar AS memperpanjang pelemahannya setelah indeks kepercayaan konsumen AS bulan November dari Conference Board turun lebih dari perkiraan ke level terendah dalam 7 bulan.
Indeks kepercayaan konsumen AS bulan November dari Conference Board turun -6,8 ke level terendah 7 bulan di 88,7, lebih rendah dari ekspektasi 93,3.
Pasar memperhitungkan peluang 80% bahwa FOMC akan memangkas kisaran target dana Fed sebesar 25 bp pada pertemuan FOMC berikutnya pada 9-10 Desember.
Malam nanti akan dirilis data Durable Goods Orders September AS yang diindiksikan menurun.
Juga akan dirilis data Initial Jobless Claim AS minggu lalu yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS dapat bergerak turun dengan melemahnya data penjualan ritel dan PPI AS bulan September memperkuat prospek pemangkasan suku bunga Fed. Juga jika malam nanti data Durable Goods Orders September AS terealisir menurun, dan data Initial Jobless Claim AS minggu lalu terealisir meningkat, akan menekan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 99,53-99,32. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 100,10-100,46.
