(Vibiznews – Index) – Setelah cetak keuntungan yang kuat selama 2 sesi berturut, pergerakan harga saham Wall Street sedikit terkoreksi dengan indeks yang mixed pada perdagangan yang berakhir Jumat dinihari (5/12/2025).
Hanya Dow Jones yang berakhir ke zona merah dengan turun 0,1% menjadi 47.850,94. Nasdaq naik 0,2% menjadi 23.505,14 dan S&P 500 naik tipis 0,1% menjadi 6.857,12.
Saham teknologi besar banyak yang tertekan sehingga membebani harga saham sektor lainnya, dipicu oleh tingginya imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun.
Naiknya imbal hasil obligasi tersebut merespon rilis data ketenagakerjaan baru-baru ini, yang mengkonsolidasikan spekulasi bahwa Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25bps minggu depan.
Sebagai informasi, data dari ADP menunjukkan penurunan tak terduga dalam jumlah tenaga kerja sedangkan menurut laporan Challenger jumlah PHK yang tercatat naik 25% sepanjang tahun.
Pasar terus mencermati prospek pemotongan suku bunga Fed tahun depan, karena pertimbangan data inflasi dapat mencegah Fed melakukannya.
Dari laporan ekonomi, Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan data klaim pengangguran secara tak terduga turun ke level terendah dalam 3 tahun pada pekan yang berakhir pada 29 November.
Secata sektoral, sebagian besar sektor utama hanya menunjukkan pergerakan moderat tetap saham perangkat keras komputer mengalami rebound yang signifikan. NYSE Arca Computer Hardware Index melonjak 3%.
Saham-saham teknologi besar yang terbebani oleh tingginya imbal hasil obligasi AS seperti saham Intel anjlok 7,5%, Amazon merosot 1,4%, Apple turun 1,2%, dan Alphabet turun 0,7%.
Sektor yang juga membebani Wall Street yaitu saham perumahan dengan Philadelphia Housing Sector Index turun 1,6%.



