Pergantian Ketua The Fed 2026 dan Arah Baru Suku Bunga AS

225
The word FED Federal Reserve on US dollars as the economy concept, interest rates control to help world economy crisis

Rapat dua hari Federal Reserve (The Fed) resmi dimulai Selasa waktu AS, dan pasar keuangan global kembali bersiap menghadapi salah satu keputusan paling penting menuju 2026. Meski investor hampir bulat memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pengumuman Kamis dini hari  jam 02.00 WIB, dinamika di dalam Federal Open Market Committee (FOMC) jauh dari kata bulat. Perpecahan pandangan para pejabat bank sentral AS menjadi pusat perhatian, sekaligus sumber ketidakpastian baru bagi ekonomi dan pasar finansial.

Para analis menilai bahwa pemangkasan suku bunga pekan ini besar kemungkinan terjadi, namun bukan tanpa resistensi. Tanda-tanda perlambatan pasar tenaga kerja memberi amunisi bagi kubu dovish untuk kembali mendorong pelonggaran moneter, sementara kubu hawkish menilai inflasi masih menyimpan risiko jika suku bunga dipangkas terlalu agresif. Pertarungan pandangan inilah yang menjadikan rapat kali ini salah satu yang paling panas dalam beberapa tahun terakhir.

Perpecahan Memuncak: Powell Berusaha Jaga Keseimbangan

Ketua Fed Jerome Powell menghadapi kondisi yang tidak mudah. Para ekonom menilai komite kebijakan moneter kali ini adalah yang paling terbelah sejak era pascakrisis finansial. Bank of America melalui ekonom Aditya Bhave mengatakan komite saat ini “yang paling terpecah dalam beberapa tahun terakhir,” sehingga Powell akan berupaya keras menyeimbangkan keputusan pemangkasan dengan pesan bernada hawkish.

Pada konferensi pers yang akan dilakukan Kamis dini hari jam 02.30 WIB Powell diperkirakan menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga kali ini bukan sinyal bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan secara agresif di sepanjang 2026. Banyak ekonom menyebut strategi komunikasi ini sebagai a hawkish cut, yakni pemangkasan suku bunga yang disertai peringatan bahwa ritme penurunan berikutnya tidak akan tergesa-gesa.

Narasi tersebut penting bagi pasar, karena ekspektasi investor mengenai arah suku bunga jangka menengah dapat menentukan pergerakan dolar AS, imbal hasil obligasi Treasury, dan arus dana global. Powell diperkirakan akan menekankan bahwa keputusan berikutnya tetap sangat bergantung pada data, terutama inflasi inti dan stabilitas pasar tenaga kerja.

Risiko Dissent Meningkat: Potensi Kondisi Langka dalam Sejarah Fed

Selain keputusan utamanya, sorotan besar juga mengarah pada kemungkinan munculnya dissent atau perbedaan suara terbuka. Gubernur Fed Stephen Miran, yang pada rapat Oktober menyerukan pemangkasan yang lebih besar, diperkirakan akan kembali memberikan dissent dan mendukung pemangkasan 50 basis poin. Miran yang merupakan pengangkatan terbaru dari Presiden Donald Trumpmenilai suku bunga saat ini terlalu tinggi dan menahan aktivitas ekonomi secara berlebihan.

Di sisi lain, beberapa pejabat lain diyakini akan memberikan dissent dari arah sebaliknya. Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid sebelumnya menentang pemotongan suku bunga dan mendesak agar suku bunga tetap dipertahankan. Beberapa pejabat regional lain dikabarkan memiliki pandangan serupa dan mungkin kembali menyampaikan dissent.

Ekonom Barclays, Marc Giannoni, memperkirakan setidaknya tiga dissent, jumlah tertinggi sejak 2019. Bahkan jika empat suara dissent muncul, itu akan menjadi yang terbanyak sejak 1992. Situasi ini menggambarkan betapa dalamnya perbedaan pandangan terhadap arah kebijakan 2026, serta intensitas diskusi internal yang terjadi di balik pintu tertutup.

Meski begitu, Fed memiliki tradisi untuk menunjukkan kesatuan di muka publik, sehingga jumlah dissent resmi kemungkinan tidak mencerminkan seluruh ketegangan internal yang muncul selama rapat berlangsung.

Pernyataan Kebijakan Bisa Bernada Lebih Hawkish

Selain putusan utama, bahasa dalam pernyataan FOMC juga akan menjadi alat penting untuk mengirim sinyal kepada pasar. Saat ini, pernyataan Fed secara eksplisit menyebut bahwa para pejabat sedang mempertimbangkan “penyesuaian tambahan” pada suku bunga frasa yang selama ini dibaca pasar sebagai sinyal pemangkasan lebih lanjut.

Namun untuk menenangkan kubu hawkish, banyak analis memperkirakan Fed akan mengubah frasa tersebut dengan menyisipkan kalimat yang pernah digunakan sebelumnya, yakni bahwa komite sedang mempertimbangkan “sejauh mana dan waktu” dari penyesuaian berikutnya. Perubahan kecil ini memiliki dampak komunikasi yang besar: pemangkasan tetap mungkin terjadi, tetapi frekuensi dan waktunya dibalut ketidakpastian.

Wells Fargo melalui ekonom Sarah House mengatakan bahwa perubahan redaksi ini dapat menjadi kompromi ideal yang membantu Powell mendapatkan dukungan lebih luas di komite, sekaligus menyampaikan sinyal kehati-hatian kepada pasar tentang arah kebijakan 2026.

Dot Plot: Peta Jalan Suku Bunga 2026 yang Masih Kabur

Salah satu dokumen yang paling ditunggu pasar adalah dot plot, yang menunjukkan proyeksi individu setiap pejabat mengenai level suku bunga di masa depan. Proyeksi terakhir pada September menunjukkan median perkiraan yang masih menyisakan satu pemotongan lagi pada 2026 dan satu lagi pada 2027.

Namun ketidakpastian internal membuat proyeksi kali ini lebih penting daripada biasanya. Barclays menilai perbedaan pandangan di dalam komite akan kembali terlihat jelas pada susunan dot plot, dengan rentang proyeksi yang berpotensi makin lebar.

Bank of America memperkirakan bahwa pemangkasan yang tadinya diproyeksikan terjadi pada 2027 mungkin ditarik ke 2026, sehingga median dot menunjukkan dua pemangkasan pada tahun depan dan kemudian periode penahan suku bunga berkepanjangan di kisaran 3,0–3,25%.

Meski demikian, para analis mengingatkan bahwa pasar tidak boleh berlebihan dalam menafsirkan retorika hawkish Powell, mengingat dua momen sebelumnya di bulan Juli dan Oktober di mana Powell berusaha menahan ekspektasi pelonggaran, namun FOMC akhirnya tetap memangkas suku bunga. Dengan banyaknya data ekonomi yang akan dirilis menuju rapat Januari, investor diperkirakan akan lebih berhati-hati menyikapi pesan Powell kali ini.

Keputusan The Fed yang Membentuk Arah Kebijakan 2026

Pemangkasan suku bunga The Fed selalu menjadi jangkar bagi aset global. Keputusan pemangkasan kali ini, bila disertai sinyal hati-hati, dapat menekan dolar AS secara terbatas, menopang harga emas, serta memberi dukungan pada aset berisiko. Namun jika dot plot memperlihatkan perbedaan besar dan retorika Powell cenderung ketat, reaksi pasar bisa lebih beragam.

Pasar obligasi akan sangat fokus pada arah terminal rate 2026. Sementara pasar saham mungkin merespons positif pemangkasan, tetapi tetap waspada terhadap arah kebijakan jangka menengah.

Dengan latar belakang perpecahan internal yang semakin nyata, rapat The Fed pekan ini bukan hanya keputusan suku bunga. Lebih dari itu, ia akan menjadi petunjuk penting mengenai bagaimana bank sentral terbesar dunia membaca kondisi ekonomi 2026 dan bagaimana mereka mengendalika risiko inflasi, pasar tenaga kerja, dan arah pertumbuhan ke depan.