Survei Penjualan Eceran November 2025: Penjualan Eceran Meningkat

127
Survei Penjualan Eceran November 2025
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibiznews – Economy & Business) – Kinerja penjualan eceran pada November 2025 diprakirakan meningkat. Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 5,9% (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 4,3% (yoy).

Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan mayoritas kelompok, terutama Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Secara bulanan, penjualan eceran pada November 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 1,1% (mtm) didorong oleh kinerja penjualan mayoritas kelompok. Hal ini seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

Pada Oktober 2025, IPR secara tahunan tumbuh sebesar 4,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan IPR bulan sebelumnya sebesar 3,7% (yoy). Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh peningkatan penjualan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 0,6% (mtm). Dipengaruhi oleh permintaan masyarakat menjelang persiapan HBKN Natal didukung oleh kelancaran distribusi.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 bulan yang akan datang, yaitu Januari 2026 diprakirakan meningkat. Sementara pada 6 bulan yang akan datang, yaitu April 2026 diprakirakan menurun.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2026 yang tercatat sebesar 163,2. Angkanya lebih tinggi dibandingkan dengan 157,2 pada periode sebelumnya didorong oleh ekspektasi kenaikan harga bahan baku, upah,

Juga Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan permintaan menjelang periode Ramadan 1447 H. Sementara itu, IEH April 2026 tercatat sebesar 161,7, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 172,5 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idulfitri.

Prakiraan Penjualan Ke Depan

Responden memperkirakan penjualan eceran turun tiga dan enam bulan yang akan datang, yakni Januari dan April 2026.
Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Januari dan April 2026 masing-masing tercatat sebesar 157,2 dan 144,8. Lebih rendah dibandingkan 167,7 dan 155,7 pada periode sebelumnya.

Penurunan IEP Januari 2026 disebabkan oleh permintaan masyarakat yang kembali normal pasca periode HBKN Natal dan libur akhir tahun. Meskipun demikian IEP Januari 2026 diprakirakan lebih tinggi dari rata-rata 3 tahun terakhir, dipengaruhi tambahan permintaan untuk pesiapan menjelang Ramadan 1447 H.

Sementara itu, penurunan IEP April 2026 disebabkan oleh normalisasi permintaan setelah berlalunya periode Ramadan dan HBKN Idulfitri 1447 H.

Perkiraan Harga Ke Depan

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang, yakni Januari 2026 meningkat, sementara pada enam bulan yang akan datang, yaitu pada April 2026 diprakirakan menurun.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2026 yang tercatat sebesar 163,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 157,2 pada periode sebelumnya.

Sementara itu IEH April 2026 tercatat sebesar 161,7, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 172,5, seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idulfitri.

Analis Vibiz Research Center melihat kinerja penjualan eceran diprakirakan menurun 6 bulan ke depan dan harga barang diperkirakan juga menurun.

Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) April 2026 yang menurun. Dan Indeks Ekspektasi Harga (IEH) April 2026 yang juga menurun.

Secara keseluruhan, 6 bulan ke depan dipandang sebagai periode yang dinamis dengan puncak permintaan pada akhir 2025 dan awal 2026, diikuti oleh antisipasi kenaikan jelang Ramadan, meskipun perlu mewaspadai fluktuasi bulanan dan tekanan inflasi.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting
.