Upaya bullish Poundsterling harus terkikis oleh keraguan data fundamental dari sektor manufaktur yang tidak mengalami peningkatan skor ekspansi. Data ini telah diantisipasi sebelumnya akan mengalami penurunan mengikuti petunjuk dari data CBI Industrial Trends jatuh di luar perkiraan naik.
Meski hanya mengalami penurunan tipis pada data yang dilaporkan Markit/CIPS Manufacturing PMI untuk bulan September pada skor 51.5 dari sebelumnya 51.6 tentu saja tidak memberikan pijakan untuk membuat Sterling mulai mengakhiri 9 hari berturut-turut jatuh dalam tekanan bearish. Ditambah dengan sentimen negatif yang masih tersisa pasca rilis pertumbuhan PDB kuartal kedua Inggris direvisi turun menjadi 2.4% dari 2.6%.
Sementara dari sisi dollar AS sudah diantisipasi akan memperlihatkan perbaikan pada data Non-Farm Payroll yang telah diberi petunjuk melalui survei terkemuka ADP Employment Change naik menjadi 200 ribu pekerjaan di bulan September. Hal ini membawa sentimen bullish pada dollar AS.
Untuk arahan di sesi New York, Ekonomi AS juga akan melaporkan aktifitas manufaktur dari Markit dan ISM dengan perkiraan tetap baik di angka ekspansi. Lebih detail, pasar akan meninjau ISM Manufacturing Employment karena yang berkaitan dengan tenaga kerja akhir-akhir ini menjadi menarik. Klaim pengangguran mingguan juga akan memberi arahan terakhir sebelum rilis NFP besok
Namun data-data yang akan dirilis tersebut memiliki perkiraan yang mengecewakan sehingga memberikan kesempatan pada Poundsterling mengkoreksi sementara pelemahannya.
Mamantau pergerakan kurs Poundsterlung pada pair GBPUSD saat ini (10:30:11 GMT) bergulir di kisaran 1.5140, naik tipis dari pembukaan 1.5126. Sedangkan pada perdagangan kemarin (30/9) pair ini ditutup bearish dari pembukaan 1.4148 dengan capaian tinggi 1.5213 dan rendah 1.5107.
Secara teknikal, Analyst Vibiz Resarch Center melihat pergerakan GBPUSD di time frame H1 hari ini berupaya menghentikan pelemahannya namun masih memiliki ruang untuk kembali bearish hingga mendekati support kisaran 1.5083 hingga 1.5050. Sehingga berdasarkan harga tinggi dan rendah sebelumnya sebaiknya mengantisipasi resisten kisaran 1.5160 dan 1.5200.
Irfan Purnawan/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang