Harga Kakao Berjangka Ditutup Turun Lagi, Permintaan Global Lesu

1222

Harga kakao berjangka masih terus mengalami tekanan jual hingga tutup perdagangan Jumat dini hari tadi (2/10). Harga komoditas bahan baku cokelat tersebut anjlok untuk enam sesi berturut-turut dan sudah mencapai posisi paling rendah dalam satu bulan belakangan. Harga komoditas ini mengalami penurunan akibat kekhawatiran mengenai penurunan  permintaan dalam skala global.

Kondisi pasar komoditas global secara umum masih berada dalam kondisi yang lesu. Rentannya kondisi ekonomi global menyusul data ekonomi tiongkok yang masih kurang meyakinkan telah membuat para pelaku pasar menahan aksi belinya.

Harga kakao berjangka juga mengalami tekanan jual disebabkan oleh potensi membludaknya produksi di Pantai Gading dan Ghana. Kedua Negara penghasil kakao utama dunia ini sedang berada dalam musim tanam di mana kondisi tanaman cukup baik.

Di akhir perdagangan Jumat dini hari harga kakao berjangka kontrak Desember yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan penurunan yang cukup signifikan. Harga komoditas tersebut ditutup melemah sebesar 9 dollar atau 0,29 persen pada posisi 3.105 dollar per ton. Harga kakao tergerus hingga ke posisi paling rendah sejak tanggal 2 September.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kelanjutan trend melemah. Saat indikator jangka pendek, menengah dan panjang sudah berada dalam kondisi bearish.

Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 3.270 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.300 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 3.110 dollar dan 3.080 dollar.

 

Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here