Sebelumnya telah dilaporkan bahwa kinerja manufaktur Inggris pada bulan September lalu memburuk meski masih berhasil bertahan pada fase ekspansi. Kondisi tersebut tercermin pada skor PMI manufaktur Inggris yang turun tipis ke skor 51,5 pada bulan lalu dari yang semula tercatat sebesar 51,6. Perlu diketahui skor PMI manufakur Inggris tersebut merupakan laju terlemahnya dalam tiga bulan terakhir. Tidak jauh berbeda dengan kinerja sektor manufaktur Inggris pada bulan lalu, kinerja sektor jasa Inggris pada September lalu juga turut merosot. (Lihat juga: Laju Ekspansi Industri Manufaktur Inggris Melambat)
Sore ini (5/10), kinerja di sektor jasa Inggris periode September lalu pasalnya kembali dilaporkan melambat. Melambatnya laju pertumbuhan di sektor jasa Inggris pada bulan lalu secara tak terduga dikarenakan kinerjanya yang menyentuh level terburuknya dalam kurun hampir 2,5 tahun terakhir, diakrenakan lambatnya sejumlah pertumbuhan bisnis baru. Kondisi tersebut tercermin dari merosotnya skor PMI jasa Inggris pada September lalu ke level 53,3 dari yang semula tercatat sebesar 55,6 di bulan Agustus. Dapat dilihat tren kinerjanya pada gambar dibawah ini:
Pertumbuhan sejumlah pesanan baru di sektor jasa Inggris pada bulan September lalu adalah yang terendah untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir. Tapi pada saat yang bersamaan, tingkat penerimaan karyawan di perusahaan jasa Inggris justru berhasil lanjutkan kenaikan di bulan ke-33 nya berturut-turut dan tingkat penciptaan lapangan kerja di sektor jasa pada bulan lalu juga berhasil sentuh laju terkuat dalam tiga bulan terakhir. Meski demikian. indikator ke depan untuk ekspektasi bisnis di sektor jasa justru jatuh ke level terendahnya dalam kurun 13 bulan terakhir pada bulan September lalu meskipun tetap mengisyaratkan pertumbuhan keseluruhan yang solid.
Ditengah perlambatan tren kinerja manufaktur dan jasa Inggris yang makin terhimpit oleh gejolak perekonomian global yang diprediksi masih akan berlanjut hingga akhir 2015 mendatang, maka Bank of England (BOE) sebelumnya sudah menyampaikan bahwa mereka akan terus mempertahankan suku bunga pada rekor rendahnya diperkirakan sampai pertengahan 2016 sebagai antisipasi dari perlambatan ekonomi yang tengah melanda Tiongkok dan pasar negara berkembang saat ini.
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang
