PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), salah satu perusahaan konstruksi di Indonesia telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp. 16,96 triliun setara dengan 62,8% dari target tahun ini sebesar Rp.27 triliun. Saat ini semakin bertambah banyak proyek yang dikelola oleh PTPP seperti proyek pembangkit listrik bahkan PTPP berencana untuk membentuk anak usaha baru khususnya untuk sektor energi yang nantinya akan mengelola pembangkit tersebut.
Untuk target kedepannya, target proyek yang berasal dari usaha BUMN sendiri dapat menyumbangkan 42%, sedangkan untuk porsi dari proyek swasta ditargetkan sebesar 39% dan sisanya adalah 19% dari proyek Pemerintah.
Terjadi lonjakan kenaikan laba bersih yang cukup komprehensif semester I tahun 2015 sebesar Rp200,45 miliar atau Rp41,42 per saham, sedangkan untuk laba bersih yang diatribusikan ke perusahaan Induk (Laba bersih) adalah Rp160,77 miliar atau Rp33 per saham.
Laba bersih komprehensif tersebut tumbuh 34% dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp149 miliar atau Rp30,79 per saham dan laba bersih yang diatribusikan ke perusahaan Induk yaitu Rp147,08 miliar atau Rp30 per saham.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Senin (19/10/15) saham PTPP dibuka pada level 3,600 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 3,585 dan bergerak dalam kisaran 3,600 – 3,680, dengan volume perdagangan saham mencapai 7,5 juta saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham PTPP sejak akhir September menjalani tren menguat, namun kemudian memasuki ahir pekan ketiga mengalami penurunan. Terpantau indikator MA bergerak naik. Selain itu indikator Stochastic bergerak di area tengah.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak datar didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan PTPP sideways, mencoba mencari fundamental positif yang dapat menguatkan sahamnya. Rekomendasi Trading pada target level Support di level Rp3526 hingga target resistance di level Rp3756.
Connie Rineke/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
