Sebagai perusahaan milik negara, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) wajib menyetor kewajibannya kepada pemerintah sebagai pemegang saham besar berupa dividen, namun dividen tahunan yang harus dibayarkan ANTM telah terpangkas 1 triliun lebih setiap tahunnya sejak 2012.
Dividen yang harus disetor tersebut telah menurun sejak tahun 2012 hingga semester pertama tahun ini, Tahun 2012 ANTM membayar dividen sebesar Rp2,4 triliun, dan pada tahun 2013 hanya menyetor Rp 1,9 triliun. Sedangkan pada tahun 2014 lalu setoran dividen semakin sedikit menjadi Rp575 miliar dan semester pertama lalu hanya Rp111 miliar.
Terjadinya penurunan setoran dividen yang harus dibayarkan ANTM terlihat dari kinerja keuangan perusahaan yang masih merugi meski pada semester pertama lalu, kerugian petambang emas pelat merah tersebut berhasil dikurangi.
Pada semester pertama lalu kerugian ANTM sebesar Rp395,99 miliar, lebih rendah dari kerugian pada periode yang sama tahun 2014 yang saat itu mencapai Rp671,14 miliar. Penurunan tersebut didorong oleh meningkatnya pendapatan dari penjualan emas dan feronikel. Penjualan bersih ANTAM di semester I 2015 setelah diaudit meningkat 97% menjadi Rp7,85 triliun.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Rabu (21/10/15) saham ANTM dibuka pada level 420 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 424. Perdagangan siang ini bergerak dalam kisaran 436-420 dengan volume perdagangan saham sudah mencapai 650 ribu lot saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham ANTM sejak awal bulan Oktober terlihat terus konsolidasi dan pekan ini berusaha rally. Terpantau indikator MA masih bergerak naik dan indikator Stochastic bergerak turun menuju area jenuh jualnya.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak datar didukung oleh +DI yang bergerak turun yang menunjukan pergerakan ANTM dalam potensi pergerakan terbatas. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasi trading pekan ini pada target level support di level Rp380 hingga target resistance di level Rp440.
Joel/VMN/VBN/ Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens