Kondisi perekonomian saat ini memang sedang kurang menguntungkan bagi sebagian besar negara berkembang. Tidak bisa ditampik, dampak dari perlambatan ekonomi Tiongkok memang sangat memukul negara-negara yang utamanya berada di Asia Tenggara, pasalnya bukan cuma Indonesia yang terkena sentimen negatif tersebut, tapi juga negeri jiran Malaysia. Meski demikian, menjelang akhir tahun 2015 ini Malaysia terlihat sudah mulai mampu mengendalikan kondisi ekonominya yang sempat memanas beberapa bulan lalu, kondisi pasar tenaga kerjanya pun terpantau cukup terkendali.
Departemen Statistik Malaysia siang ini (26/10) kembali merilis data tingkat pengangguran bulanan negaranya untuk periode yang berakhir pada Agustus 2015. Dalam publikasi resmi siang ini terpantau bahwa tingkat pengangguran Malaysia di bulan tersebut masih sama dengan yang tercatat di bulan sebelumnya yaitu sebesar 3,2 peren. Sementara itu jika dibandingkan dengan Agustus 2014, tingkat pengangguran tahun ini terpantau lebih tinggi karena tahun lalu hanya tercatat sebesar 2,7 persen. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Secara rindi tercatat bahwa jumlah pengangguran di negara yang sering disebut dengan “Negeri Jiran” ini turun menjadi 453.600 pengangguran per-Agustus 2015 dari sebesar 459.900 pengangguran yang tercatat di bulan sebelumnya. Sedangkan pada Agustus 2014 lalu, jumlah pengangguran di negara ini memang tercatat lebih sedikit dibanding tahun ini dimana pada tahun lalu hanya tercatat sebanyak 379.700 pengangguran. Sementara jumlah orang yang menganggur turun pada Agustus lalu, tingkat partisipasi angkatan kerja di negara ini turut naik menjadi 67,8 persen di bulan yang sama dari yang semula hanya sebesar 67,5 persen di bulan Juli.
Perlu diketahui, saat ini nilai persentase utang publik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Malaysia tercatat naik menjadi 54 persen, padahal pada 1997 silam hanya sebesar 31 persen saja. Terlihat bahwa nilai utang rumah tangga terhadap PDB Malaysia sudah naik hampir dua kali lipat menjadi 86 persen, padahal, pada 1997 silam rasio ini hanya sebesar 46 persen saja. Mulzi membengkaknya porsi utang di negara ini perlu terus dipantau karena tentu jika tidak diatur dengan baik bisa menimbulkan bom waktu bagi perekonomian negara ini. Namun demikian, pemerintah Malaysia tetap optimis bahwa kondisi Malaysia sekarang ini masih lebih baik dari krismon 1997, bahkan pemerintah Malaysia optimis pertumbuhan ekonomi negaranya pada tahun depan bisa diats 5 persen.
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang