Harga gula berjangka ditutup naik lanjutkan penguatan hari sebelumnya pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York dini hari tadi (04/11).
Penyebab kenaikan harga gula berjangka salah satunya adalah dari melemahnya nilai tukar dollar. Penurunan nilai tukar dollar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relative lebih murah bagi para pembeli luar negeri sehingga permintaannya meningkat.
Kondisi pasokan di tingkat global juga masih mengkhawatirkan karena poduksi tampaknya masih akan berada di bawah permintaan karena cuaca kering.
Namun dengan mulai masuknya musim penghujan di negara Brazil, penghasil gula besar dunia, mengurangi tekanan kenaikan harga gula, karena membuat produksi gula bisa diperbaiki dan ditingkatkan lagi.
Secara fundamental harga komoditas ini masih berpotensi untuk melanjutkan trend bullish. Kondisi pasokan di tingkat global masih mengkhawatirkan karena poduksi tampaknya masih akan berada di bawah permintaan. Para produsen di Brazil juga justru makin meningkatkan produksi ethanol. Kondisi ini tentunya menyebabkan ketersediaan tebu sebagai bahan baku gula makin berkurang.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melonjak sebesar 0,38 sen atau setara dengan 2,51 persen pada posisi 15,49 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh pergerakan dollar AS dan pengaruh cuaca di negara-negara penghasil gula.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 15,30 sen dan 15,00 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 15,80 sen dan 16,00 sen.
Freddy/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang