Seperti diketahui, Partai anti-penghematan Syriza berhasil memenangi pemilu Yunani yang dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2015 lalu. Syriza meraih 36 persen suara. Sedangkan pesaingnya, Demokrasi Baru, hanya meraih 28 suara. Bermula dari kemenangan partai “anti-penghematan” inilah konflik antara Yunani dengan eurozone bagaikan bom waktu yang hanya tinggal menghitung waktu untuk meledak hingga hari ini.
Krisis utang Yunani saat ini sudah memasuki tahap terakhir dimana Pemerintah Pusat tidak memiliki uang lagi untuk membayar pos-pos perbelanjaannya yang mendesak. Sementara itu, waktu pembayaran utang sudah tiba. Pada saat ini, semua upaya perundingan antara Yunani dengan “kelompok trilateral” kreditor yaitu Uni Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menerima paket bantuan sedang mengalami kemacetan. Keberadaan Yunani di Eurozone dipastikan sedang berada pada tahap yang lebih sulit saat ini dibanding sebelumnya.
Terkait hal ini, Bank Sentral Eropa (ECB) pada pekan lalu menyatakan bahwa ECB hanya akan terus mengelontarkan uang kepada bank-bank Yunani selama lembaga-lembaga ini masih mampu membayar utang dan masih punya harta benda tanggungan yang bernilai. Sebelumnya, Direktur Jenderal IMF, Christine Lagarde pun menyatakan tidak membolehkan Yunani menunda pembayaran utang sebesar 2,5 miliar Euro yang sudah ditunda sampai Mei mendatang.
Stephanie Rebecca/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens