Pada akhir perdagangan Kamis dini hari tadi (19/11) harga batubara Rotterdam menguat terbantu oleh kenaikan harga minyak mentah. Secara umum sentimen di pasar batubara global masih melemah.
Harga batubara akhirnya berhasil mengikuti sentimen positif yang terjadi di pasar minyak mentah. Sebagai bahan bakar alternatif kenaikan harga minyak mentah memberikan dorongan yang searah pada harga batubara berjangka.
Harga minyak berjangka WTI untuk kontrak bulan Desember dinihari tadi ditutup naik 0,20%, pada 40,75 dollar per barel setelah hasil risalah FOMC menunjukkan mayoritas komite percaya tingkat kenaikan bunga akan sesuai pada bulan Desember, namun juga diperdebatkan bukti potensi jangka panjang ekonomi AS yang mungkin lemah.
Akan tetapi pergerakan harga batubara sendiri masih belum solid di dalam trend bullish. Diperkirakan hingga akhir tahun ini harga komoditas sumber energi alternative tersebut akan terus melorot dan mencapai level 45 dollar per ton.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Desember 2015 berada di posisi 52,65 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penguatan yang lumayan yaitu sebesar 0,45 dollar atau setara dengan 0,86 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Desember 2015 hari ini ditransaksikan pada posisi 36,80 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kinerja harga minyak mentah. Melemahnya harga komoditas ini diperkirakan akan berlangsung terus akibat permintaan global yang masih sangat lemah.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 52,15 dollar dan support kedua di level 51,65 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 53,15 dollar dan 53,65 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang