Aksi Profit Taking Menurunkan Harga Gula ICE

510

Harga gula berjangka mengakhiri perdagangannya pada Rabu dini hari di teritori negatif (25/11). Harga gula terus mengalami kenaikan dalam 3 hari belakangan ini, bahkan sudah mencapai tertinggi dalam 10 bulan. Namun aksi ambil untung menjadi penyebab utama penurunan harga komoditas ini.

Kontrak paling aktif bulan Maret 2016 ini mulai diperdagangkan lebih tinggi setelah data produksi gula dari Brasil menunjukkan bahwa produsen terbesar di dunia telah menurun dalam produksi gula daripada tahun lalu.

Aksi beli yang dilakukan para spekulan masih menjadi support yang cukup kuat di pasar gula berjangka. Produksi gula di Brazil juga tampak sedang mengalami penurunan terkait tingginya tingkat kelembaban. Juga para produsen tebu lebih memilih untuk mengalihkan produksinya ke ethanol.

Kelompok industri Brasil Unica mengatakan Selasa bahwa produksi gula telah jatuh 6,4% menjadi 28,7 juta ton sejauh musim ini. Sementara itu tanaman tebu sebagai penghasil gula, seringkali malah dikonversi menjadi etanol, naik 2,1% menjadi 24,9 miliar liter.

Pada penutupan perdagangan Rabu dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami penurunan yang lumayan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melemah sebesar -0,41 sen atau setara dengan  -2,66 persen pada posisi 15,00 sen per pon.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York  pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh faktor produksi di negara-negara produsen, juga pergerakan harga minyak mentah dan dollar AS. Secara teknikal pergerakan harga komoditas ini masih berada dalam trend menguat untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 14,60 sen dan 14,20 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika peningkatan harga berlanjut ada pada posisi  15,40 sen dan 15,80 sen per pon.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here