Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan Rabu siang (06/01) terpantau turun. Harga CPO gagal memanfaatkan kenaikan minyak mentah pada perdagangan Asia siang ini. Demikian juga pelemahan Ringgit tidak berhasil menguatkan harga CPO.
Penurunan harga CPO terpicu perkiraan peningkatan produksi dan lemahnya permintaan.
Direktur Eksekutif GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Fadhil Hasan mengatakan optimis bahwa produksi CPO negara Indonesia akan naik sedikit tahun ini jika fenomena cuaca El Nino, yang membawa kekeringan untuk tanaman, tidak berkepanjangan.
“Saya pikir jika El Niño tidak berkepanjangan sampai Februari, produksi CPO kami bisa mencapai sekitar 33,5 juta ton tahun ini,” katanya.
Indonesia, yang merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, diperkirakan telah menghasilkan 32,5 juta ton CPO tahun lalu.
Sementara itu kekuatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, juga menjadi sentimen negatif yang menekan harga CPO. Kekuatiran tersebut diawali dengan anjloknya bursa Tiongkok pada awal perdagangan tahun 2016 Senin kemarin sebesar 7%. Dan pelemahan bursa Tiongkok kembali berlanjut kemarin, sehingga investor terus mencermati perkembangan ekonomi di Tiongkok
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia membukukan pelemahan pada perdagangan hari ini. Harga kontrak Maret 2016 yang saat ini menjadi kontrak teraktif terpantau menurun sebesar 12 ringgit dan diperdagangkan pada posisi 2.442 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi untuk mengalami pergerakan yang terbatas. Tekanan jual di pasar CPO berjangka masih cukup kuat sebab harga minyak mentah masih berada dalam potensi pelemahan akibat kekenyangan pasokan global.
Harga CPO berjangka kontrak Maret 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi mengetes level support pada posisi 2.410 ringgit dan 2.380 ringgit. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi rebound ada pada posisi 2.470 ringgit dan 2.500 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang