Harga minyak mentah kembali anjlok tajam pada penutupan perdagangan Selasa dinihari tadi (12/01) dengan harga terjun ke posisi baru terendah 12-tahun tertekan tergelincirnya pasar saham Tiongkok.
Pada hari Senin, saham blue-chip China turun sebesar 5 persen lagi dan suku bunga overnight untuk yuan di luar China melonjak hampir 40 persen, tertinggi sejak peluncuran pasar offshore.
Morgan Stanley memperingatkan bahwa devaluasi lebih lanjut yuan bisa mengirim harga minyak lebih rendah, memperpanjang hampir 15 persen penurunan tahunan.
Sementara itu kekuatiran Tiongkok yang menekan prospek permintaan dari negara konsumen No 2 dunia ini, pengebor di Amerika Serikat mengatakan mereka terfokus menjaga sumur mereka berjalan selama mungkin, meskipun merosot, eksekutif mengatakan dalam konferensi Goldman Sachs pekan lalu .
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada pada 31,41 dollar per barel, turun $ 1,75, atau 5,28 persen, setelah awal jatuh ke $ 31,88, intraday rendah membawa kembali ke Desember 2003.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun sebesar $ 1,99 di 31,56 dollar per barel, setelah jatuh ke level terendah sejak April 2004.
Sementara itu, Uni Eropa mengatakan pada hari Senin bahwa pencabutan sanksi terhadap Iran bisa segera datang, menyusul kesepakatan tahun lalu untuk mengekang program nuklir negara Timur Tengah itu. Banyak pelaku pasar menyatakan dengan kembalinya Iran ke pasar minyak akan menambah tekanan untuk kekenyangan global yang telah mencapai harga dari lebih dari $ 100 pada pertengahan 2014.
Analis Goldman Sachs , yang juga telah mengatakan minyak bisa mencapai $ 20 per barel, mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Jumat bahwa harga lanjutan yang lebih rendah yang diperlukan pada kuartal pertama “sehingga produsen akan menurunkan anggaran untuk menetapkan $ 40 per barel minyak untuk 2016.”
Harga minyak telah jatuh lebih dari 70 persen sejak krisis dimulai pada pertengahan 2014 akibat melonjaknya produksi global dengan ratusan ribu barel minyak mentah yang diproduksi setiap hari tanpa pembeli.
Menambah tekanan adalah melambatnya permintaan, terutama di Tiongkok di mana pertumbuhan telah turun ke tingkat terendah dalam satu generasi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi mengalami tekanan dengan sentimen kelebihan pasokan minyak mentah dunia. Harga minyak akan bergerak dalam kisaran Support $31,00-$30,50 per barel, dan kisaran Resistance $32,00-$32,50 per barel.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research
Editor : Asido Situmorang