Sanksi Dicabut, Potensi Ekspor Iran Menggerus Harga Minyak Mentah

575

Harga minyak mencapai posisi terendah sejak tahun 2003 pada awal perdagangan Senin, karena pasar bersiap untuk meningkatnya ekspor Iran setelah pencabutan sanksi terhadap negara itu pada akhir pekan.

Pada hari Sabtu, badan pengawas nuklir PBB mengatakan Teheran telah melakukan komitmennya untuk mengurangi program nuklirnya, dan Amerika Serikat segera mencabut sanksi yang memangkas ekspor minyak anggota OPEC sekitar 2 juta barel per hari (bph) sejak pra-sanksi mereka 2011 yang mencapai puncak ke sedikit lebih dari 1 juta barel per hari.

“Iran sekarang bebas untuk menjual minyak sebanyak itu ingin kepada siapapun dan pada berapa harga untuk bisa mendapatkan,” kata Richard Keponakan, direktur program  Economic Statecraft, Sanctions and Energy Markets at Columbia University’s Center on Global Energy Policy.

Iran siap untuk meningkatkan ekspor minyak mentah sebesar 500.000 barel per hari, wakil menteri perminyakan yang mengatakan pada hari Minggu.

Harga minyak mentah berjangka AS turun 58 sen ke $ 28,84 per barel setelah mencapai terendah tahun 2003 pada $ 28,36 pada awal sesi.

Harga minyak mentah internasional Brent jatuh ke $ 27,67 per barel pada Senin pagi, terendah sejak tahun 2003, sebelum pulih ke $ 28,25 oleh 0103 GMT, masih turun lebih dari 2 persen dari posisi pada Jumat.

“Pencabutan sanksi terhadap Iran akan melihat tekanan lebih lanjut pada minyak dan komoditas secara lebih luas dalam jangka pendek,” kata ANZ Senin. “Strategi kemungkinan Iran dalam menawarkan diskon untuk menarik pelanggan bisa melihat tekanan lebih lanjut pada harga dalam waktu dekat,” tambahnya.

Potensi ekspor baru Iran datang pada saat pasar global sudah pulih dari kelebihan pasokan tajam sebagai produsen memproduksi jutaan barel atau lebih minyak mentah setiap hari lebih dari permintaan, meruntuhkan harga minyak mentah oleh lebih dari 75 persen sejak pertengahan 2014 dan oleh lebih seperempat sejak awal 2016.

Merosotnya harga minyak ini juga merugikan pasar saham, dengan saham Asia meluncur ke dekat posisi rendah 2011 pada hari Senin, memicu kekhawatiran lebih lanjut mengenai kemerosotan ekonomi global.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi mengalami tekanan dengan sentimen kelebihan pasokan minyak mentah dunia dan kekuatiran Tiongkok. Harga minyak akan bergerak dalam kisaran Support $28,30-$27,80 per barel, dan kisaran Resistance $29,30-$29,80 per barel.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here