Setelah berhasil menguat cukup signifikan diawal perdagangan valas tanah air hari Kamis (21/01), kurs rupiah perdagangan siang masih mampu menguat dengan pengurangan volume sejak pagi. Berkurangnya volume penguatan tersebut dipicu aksi pasar kembali koleksi aset safe haven menimbang masih buruknya prospek ekonomi global.
Salah satu yang mengindikasi sentimen tersebut yaitu harga minyak mentah dunia yang terus anjlok hingga akhir sesi Asia ke kisaran harga US$28 per barel, akibatnya dollar AS yang diawal perdagangan menguat harus terkoreksi kembali.
Momentum pelemahan dollar ini juga yang menopang penguatan Rupiah hingga perdagangan siang, dan dampak penguatan mata uang tanah air ini berdampak pada berkurangnya net sell yang dicetak asing. Dimana sesi pagi asing cetak net sell sebesar Rp187 miliar, namun kini sudah berkurang dan berada pada kisaran -Rp76,8 miliar. Namun IHSG sesi pertama berakhir negatif dengan turun 0,2 persen ke posisi 4418.
Pergerakan kurs Rupiah di pasar spot siang ini menguat 0,38% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13914/US$ setelah dibuka lemah pada level Rp13964/US$. Penguatan kurs hari ini tidak mengikuti intervensi BI yang sedikit melemahkan kurs jisdor dan juga kurs transaksi antar bank.
kurs Jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini sedikit dilemahkan ke 13899 dari hari sebelumnya 13896 pada hari Rabu (20/01), sedangkan kurs transaksi antar bank melemah ke posisi 13,968.00 dari posisi 13,965.00 perdagangan sebelumnya.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hari ini berpotensi menguat hingga akhir perdagangan sore meski dollar tetap menguat, sehingga Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Rupiah bergerak di level support di 13920 resistance 13865 per dollar.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens