Harga gula berjangka ICE di bursa New York naik pada penutupan perdagangan Jumat dini hari (22/01), terpicu sentimen defisit produksi gula mengatasi permintaan yang diperkirakan meningkat.
Harga gula mentah telah diperdagangkan dalam kisaran ketat sejak November dimana pasar gula memperkirakan bahwa tahun pemasaran global saat ini akan berakhir dengan permintaan gula melebihi produksi untuk pertama kalinya dalam enam tahun.
Commerzbank mengatakan dalam sebuah catatan bahwa konsumsi gula global diperkirakan akan meningkat sebesar 2,3% sampai setidaknya 2017 meskipun keprihatinan tentang obesitas dan diabetes. Commerzbank menambahkan, produksi tidak mungkin untuk memenuhi permintaan karena kurangnya cura hujan di India, produsen gula terbesar kedua di dunia, juga berkurangnya pasokan dari Thailand dan produksi yang lebih rendah dari Eropa.
Platts ‘Kingsman juga telah memperkirakan permintaan juga melebihi produksi sebesar 5,3 juta ton tahun ini dan 7,8 juta ton tahun depan.
Pada penutupan perdagangan Jumat dini hari harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 ditutup naik. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup menguat sebesar 0,27 sen atau setara dengan 1,90 persen pada posisi 14,45 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kekuatiran hambatan produksi. Juga perlu diperhatikan pergerakan mata uang Real Brazil terhadap Dollar AS.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 14,00 sen dan 13,50 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 15,00 sen dan 15,50 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang