Harga kopi arabika berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada penutupan Jumat dini hari (22/01) naik. Kenaikan harga kopi arabica terpengaruh kekuatiran produksi kopi yang tidak dapat memenuhi permintaan.
Giuseppe Lavazza, wakil presiden pemasok kopi gloal Lavazza, mengatakan ada tanda-tanda bahwa negara-negara penghasil kopi tidak akan mampu untuk memenuhi permintaan global untuk produk di masa depan.
Dia mengatakan perubahan iklim adalah “masalah nyata” yang telah mempengaruhi produksi kopi untuk beberapa waktu, seperti kekeringan di Brazil, dan El Nino di Indonesia,” katanya.
Lavazza mengatakan perusahaannya memperkirakan dolar AS yang kuat dan meningkatnya permintaan global dapat menyebabkan “volatilitas tinggi harga kopi”. “Secara jangka panjang dunia akan membutuhkan lebih banyak kopi karena konsumsi kopi internasional tumbuh,” katanya.
Dia mengatakan ada sedikit lahan tersisa untuk menanam kopi yang tidak sudah digunakan, yang berarti satu-satunya cara untuk memenuhi permintaan itu meningkatkan produktivitas pertanian. “Kami berpikir bahwa di masa depan jika dasar-dasar tidak akan berubah, harga kopi akan meningkat di pasar internasional karena perbedaan antara permintaan dan pasokan,” katanya.
Harga kopi arabika berjangka untuk kontrak paling aktif bulan Maret 2016 ditutup naik pada posisi 1,1440 dollar, naik sebesar 2,80 sen atau setara dengan 2,51 persen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi kembali melemah dengan pulihnya produksi kopi arabica di negara-negara produsen.
Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York akan bergerak dalam kisaran Support di posisi 1,1240 dollar dan 1,1040 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan dihadapi jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 1,1640 dollar dan 1,1840 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
