Harga Minyak Mentah Melonjak 9% Terdorong Peningkatan Permintaan di Musim Dingin

564

Harga minyak mentah melonjak hampir 9 persen pada penutupan perdagangan Sabtu dinihari (23/01) imbas cuaca dingin mendorong permintaan untuk minyak pemanas dan investor mengambil keuntungan dari harga terendah sejak tahun 2003 untuk menutup beberapa taruhan mereka yang lebih menguntungkan pada penurunan harga.

Aksi short covering, yaitu praktek membeli kembali aset yang dijual sebelumnya di harga yang lebih tinggi, telah cukup menjadi katalis yang mengangkat harga minyak sebesar 12 persen hanya dalam waktu dua hari ini.

Sedangkan berita lain pada hari Jumat, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan jumlah rig pengeboran minyak di Amerika Serikat turun 5 menjadi total 510. Pengebor mengoperasikan 1.317 rig pada saat itu tahun lalu.

Harga minyak mentah berjangka WTI ditutup naik $ 2,66, atau 9 persen, pada $ 32,19 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 2,67, atau 9,13 persen, pada $ 31,92 per barel, merupakan kenaikan terbesar satu hari sejak Agustus 2015 dan jauh di atas posisi rendah minggu ini dari $ 27,10. 

Kenaikan ini telah menghentikan harga minyak menuju penurunan 17 persen pada bulan Januari, penurunan terbesar di bulan pertama tahun ini dalam setidaknya seperempat abad.

Dunia masih memproduksi sekitar dua juta barel minyak per hari lebih dari permintaan, dan salah satu musim dingin yang hangat telah menghancurkan permintaan yang biasanya tinggi, menyebabkan persediaan minyak dan produk minyak yang tidak diinginkan meningkat.

Tapi sedikit pihak di pasar yang yakin minyak akan dapat memperpanjang kenaikannya lebih jauh, mengingat kondisi bearish yang luar biasa dan fakta bahwa kelebihan pasokan tampaknya akan bertahan.

“Tidak ada pembenaran yang mendasar apapun untuk berpikir bahwa saat downtrend berubah,” kata analis PVM Oil Associates Tamas Varga.

IEA memperingatkan bahwa pasar minyak menghadapi “tenggelam dalam kelebihan pasokan”.

Kondisi cuaca beku dan badai salju telah mencengkeram Pantai Timur AS dan beberapa bagian dari benua Eropa, tetapi dalam jangka panjang ini hal ini mungkin tidak cukup mengharapkan kenaikan minyak selanjutnya.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi mengalami penguatan terbatas dengan masih berlangsungnya musim salju di AS, yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak untuk pemanas. Harga minyak akan bergerak dalam kisaran Resistance $32,50-$33,00 per barel, dan jika harga retreat akan menembus kisaran Support $31,50-$31,00 per barel.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research
Editor : Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here