Harga Batubara Rotterdam Naik Mengabaikan Pelemahan Minyak Mentah

1009

Pada akhir perdagangan Rabu dini hari (03/02), harga batubara Rotterdam naik, mengabaikan pelemahan minyak mentah yang anjlok hampir 6% pada perdagangan kemarin. Yang menjadi pendorong kenaikan batubara adalah menguatnya bursa Tiongkok dan penurunan produksi di India.

Pada penutupan perdagangan bursa saham Tiongkok Selasa (02/02), indeks Shanghai ditutup di zona positif, naik 61,60 poin, atau 2,29 persen, pada 2750.45Penguatan indeks Shanghai didukung tindakan bank sentral negara menyuntikkan dana ke pasar uang.

Pada penutupan perdagangan hari ini, indeks Shanghai naik 2,3 persen, sementara indeks CSI300 yang mengukur perusahaan besar yang terdaftar di Shanghai dan Shenzhen naik 2,1 persen, namun dalam volume perdagangan rendah.

Pasar mendapat dorongan kuat dari langkah terbaru PBOC pada Selasa dengan menyuntikkan 100 miliar yuan ke pasar uang melalui reverse repurchase agreements. Bulan lalu, bank sentral mengucurkan lebih dari 1,5 triliun yuan likuiditas ke bank melalui Standing Lending Facilities (SLF), Medium-term Lending Facilities (MLF), dan Pledged Supplementary Lending (PSL).

PBOC mengatakan pekan lalu akan melakukan operasi tambahan pasar terbuka setiap hari selama hari kerja dari 29 Januari sampai dengan 19 Pebruari selain tindakan rutin pada hari Selasa dan Kamis, sebuah langkah yang dilihat oleh pasar sebagai upaya untuk mengurangi tekanan likuiditas musiman selama liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu yang dimulai pada hari Minggu.

Menguatnya bursa Tiongkok, membangkitkan harapan peningkatan permintaan negara konsumen besar energi tersebut.

Perusahaan batubara yang dikelola negara, Coal India Ltd menghasilkan produksi Januari pada 52.860.000 ton, jatuh dari target produksi 56.180.000 ton, demikian perusahaan pertambangan batubara terbesar di dunia itu mengatakan dalam pernyataan pada hari Senin. Penambang, yang menyumbang lebih dari 80 persen dari total output India, diharapkan untuk meningkatkan produksi sebesar 50 juta ton di 2015/16 menjadi 550 juta ton, dan pemerintah telah mengaturnya target 1 miliar ton pada 2019/20.

Di akhir perdagangan harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Maret 2016 berada di posisi 44,80 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penguatan sebesar 0,90 dollar atau setara dengan 2,05 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.  

Sementara itu harga batubara kontrak SGX IHS McCloskey Indonesian Sub-Bit FOB Index Futures bulan Februari 2016 hari ini ditransaksikan pada posisi 36,50 dollar per ton.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya masih akan dipengaruhi oleh kinerja harga minyak mentah. Melemahnya harga komoditas ini diperkirakan akan berlangsung terus akibat permintaan global yang masih sangat lemah dan sentimen pelemahan harga minyak mentah akibat kekenyangan pasokan global.

Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 44,30 dollar dan support kedua di level 43,80 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 45,30 dollar dan 45,80 dollar.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here