Harga kakao berjangka ICE Futures menguat pada akhir perdagangan Kamis dinihari tadi (04/02). Kenaikan harga kakao berasal dari kekhawatiran hambatan produksi di Afrika Barat.
Commerzbank memperkirakan terjadinya kemerosotan untuk produsen top Pantai Gading pada pertengahan panen yang berjalan dari April sampai September, karena angin gurun Harmattan, yang telah kuat tahun ini daripada telah selama beberapa dekade. “Cuaca terlalu kering di Afrika Barat – termasuk Ghana, produsen kakao terbesar kedua – yang cenderung bertahan,” katanya dalam sebuah laporan pasar.
Eksportir dan analis memperkirakan panen April sampai September di Pantai Gading bisa dikurangi hingga 200.000 ton dari lebih dari setengah juta ton diproduksi musim lalu, karena Harmattan.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 76 dollar atau 2,75 persen pada posisi 2.837 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat dengan perkiraan masih adanya kekuatiran hambatan produksi di negara-negara produsen kakao.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level resistance pada posisi 2.890 dollar. Jika level resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.940 dollar. Sedangkan level support yang akan dites jika terjadi koreksi ada pada 2.790 dollar dan 2.740 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang