Harga Minyak Mentah Mixed Dengan Harapan Pemotongan Produksi

897

Harga minyak mentah mixed pada penutupan perdagangan Jumat dinihari (12/02) setelah komentar Menteri Energi UEA Suhail bin Mohammed al-Mazrouei yang disampaikan kepada Sky News Arabia untuk kemungkinan kerjasama untuk meningkatkan harga minyak mentah yang terus turun.

Suhail bin Mohammed al-Mazrouei juga mengatakan harga rendah sudah memaksa anggota non-OPEC untuk menutup produksi, tetapi pemotongan akan membutuhkan kerja sama keseluruhan dari semua pihak, menurut laporan Sky News Arabia.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun pada $ 27,20 per barel, turun $ 0,15 atau 0,55 persen. Sebelumnya pada hari itu, sempat turun $ 1,24, atau 4,5 persen, pada $ 26,21 per barel, setelah menembus level psikologis kunci dari $ 26,19, terendah sejak 8 Mei 2003, ketika mencapai $ 26.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent naik 17 sen menjadi $ 31,01 per barel, setelah diperdagangkan antara $ 30,01 dan $ 31,14.

Sebelum laporan itu, harga minyak AS telah jatuh untuk hari keenam pada Kamis, memukul terendah sejak Mei 2003, ditimbang oleh kelebihan persediaan minyak mentah dan Goldman Sachs memperkirakan bahwa harga akan tetap rendah dan stabil hingga paruh kedua tahun ini.

Perusahaan intelijen pasar Genscape melaporkan Cushing, Oklahoma titik pengiriman untuk di luar AS, memperkirakan produksi meningkat hampir 425.000 barel dalam pekan sampai 9 Februari.

Persediaan minyak mentah di Cushing mencapai tertinggi sepanjang masa pada 65 juta barel selama pekan yang berakhir 5 Februari, data pemerintah menunjukkan Rabu.

Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien itu diharapkan harga minyak berfluktuasi antara $ 20 per barel, pada tingkat stres operasional, dan $ 40, di tingkat stres keuangan, dengan volatilitas yang signifikan dan tidak ada tren sampai babak kedua.

Minyak mentah telah jatuh hampir 75 persen sejak pertengahan 2014 karena produsen tersu bersaing memproduksi 1-2 juta barel minyak mentah permintaan melebihi harian, sementara ekonomi Tiongkok mencapai pertumbuhan terendah dalam satu generasi.

Meskipun demikian, pertempuran antara anggota OPEC untuk pangsa pasar meningkat setelah Iran menawarkan minyak mentah ke Asia dengan harga diskon untuk menyaingi produsen OPEC Arab Saudi. “Ada pertarungan harga dalam OPEC untuk pangsa pasar Asia, dan ada kekhawatiran bahwa kapasitas penyimpanan akan dilanggar,” kata Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas di SEB di Oslo.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi turun dengan sentimen kelebihan pasokan global. Namun bisa terangkat jika langkah maju mencapai kesepakan pemotongan produksi oleh produsen minyak OPEC dan non-OPEC dapat dicapai. Harga diperkirakan akan menembus level Support $ 26,50-$ 26,00, dan jika harga naik akan menembus level Resistance $ 27,50-$ 28,00.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here