Harga gula berjangka ICE ditutup naik pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Kamis dini hari (24/03). Harga komoditas ini mengalami penguatan dengan naiknya perkiraan defisit global gula.
Kekurangan gula secara global akan lebih besar dari perkiraan sebelumnya di musim depan dengan kekeringan akibat El Nino menekan produksi tanaman di Asia, demikian pernyataan Green Pool Commodity Specialists.
Konsumsi dunia akan melebihi produksi 4.950.000 metrik ton gula mentah di musim 2016-17, kata peneliti yang berbasis di Brisbane, Australia tersebut dalam sebuah laporan e-mail pada hari Rabu. Hasil tersebut 19 persen lebih dari perkiraan Januari-nya. dunia sedang menuju defisit tahunan kedua berturut-turut, setelah setengah dekade surplus.
Kekeringan mengikis potensi produksi di India, Thailand dan Tiongkok untuk musim ini dan berikutnya, menurut Green Pool. Musim hujan di bawah rata-rata pada tahun lalu di India, produsen terbesar kedua di dunia, menahan hasil panen dan tanaman.
Green Pool juga meningkatkan perkiraan defisit untuk 2015-16, diperkirakan defisit sebesar 6,65 juta ton, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya 4,14 juta ton.
Pada penutupan perdagangan Kamis dini hari harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Mei 2016 terpantau menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup naik sebesar 0,13 sen atau setara dengan 0,78 persen pada posisi 16,71 sen per pon.
Lihat : Harga Gula ICE Naik Tertinggi 17 Bulan
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan sentimen peningkatan defisit global gula. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 17,20 sen dan 17,70 sen. Sedangkan level Support yang akan dites jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 16,20 sen dan 15,70 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang