Pada akhir perdagangan Kamis dini hari (07/04), harga batubara Rotterdam turun tertekan aksi profit taking. Aksi profit taking terjadi menyusul kenaikan harga batubara pada akhir perdagangan Rabu dinihari kemarin. Kenaikan tersebut dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi ambil untung.
Harga batubara mengabaikan kenaikan harga minyak mentah. Harga minyak mentah melonjak 5 persen pada akhir perdagangan Rabu setelah pemerintah AS melaporkan persediaan minyak mentah mingguan AS yang negatif.
Persediaan minyak mentah mingguan AS turun negatif 4,9 juta barel minggu lalu dengan produksi kilang terus meningkat dan impor turun, Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan mencapai rekor tertinggi untuk minggu kedelapan berturut dengan kenaikan 3,2 juta barel.
Harga minyak mentah berjangka AS menetap di $ 37,75 per barel, naik $ 1,86, atau 5,18 persen. Sedangkan harga minyak mentah berjangka patokan Internasional Brent naik $ 1,91 ke $ 39,76 per barel.
Lihat : Harga Minyak Mentah Melonjak 5 Persen Dengan Penarikan Persediaan AS
Harga batubara berjangka Rotterdam untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Mei 2016 turun di posisi 44,10 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -0,20 dollar atau setara dengan -0,45 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Lihat : Harga Batubara Rotterdam ICE Terangkat Kenaikan Minyak Mentah
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat dengan perkiraan kenaikan harga minyak mentah yang didorong optimisme pembekuan produksi.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level support pada posisi 43,60 dollar dan support kedua di level 43,10 dollar. Sedangkan level resistance yang akan diuji jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 44,60 dollar dan 45,10 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang