Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Rabu dinihari (27/04) ditutup menguat. Kenaikan harga kakao terpicu kekuatiran meningkatnya defisit produksi.
Dealer mengatakan pasar baru-baru ini telah didorong oleh awal yang buruk untuk tanaman pertengahan di Pantai Gading dan Ghana, yang mengarah ke beberapa revisi ke atas untuk defisit global yang diproyeksikan pada musim 2015/16.
Kenaikan harga kakao juga didukung pelemahan dollar AS, yang turun 0,27 persen terhadap sekeranjang mata uang setelah pesanan untuk barang tahan lama yang diproduksi AS rebound kurang dari yang diharapkan pada bulan Maret, menunjukkan penurunan di sektor pabrik masih berlanjut.
Melemahnya dolar membuat komoditas kakao yang berbasis dolar ini menjadi lebih murah dalam mata uang lainnya.
Lihat : Harga Kakao ICE Naik Terpicu Kekuatiran Penurunan Produksi Pantai Gading
Di akhir perdagangan Rabu dini hari harga kakao berjangka kontrak Juli 2016 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 44 dollar atau 1,39 persen pada posisi 3.211 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat terbatas dengan kekuatiran defisit produksi.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 3.160 dollar. Jika level support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 3.110 dollar. Sedangkan level resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 3.260 dollar dan 3.310 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang