Korea Selatan mencatat surplus USD8.80 miliar perdagangan pada bulan April 2016, turun dibandingkan dengan surplus USD9.80 miliar bulan sebelumnya, karena impor turun lebih dari ekspor, demikian data awal dilaporkan Ministry of Trade, Industry & Energy (MOTIE) Korea Selatan pada hari Minggu (01/05).
Secara tahun ke tahun, ekspor turun 11,2 persen menjadi USD41.0 miliar, penurunan bulan ke 16 berturut-turut. Pengiriman Outbound turun untuk semikonduktor (-11,5 persen secara tahunan), minyak bumi (-10,8 persen) dan produk petrokimia (-14,5 persen). Sebaliknya, penjualan tumbuh untuk kapal (25,2 persen) dan perangkat komunikasi bergerak (3,2 persen).
Penjualan ke Tiongkok, pasar terbesar untuk produk Korea Selatan, turun 18,4 persen, menyusul penurunan 12,2 persen pada Maret. Ini adalah penurunan bulan kesepuluh berturut. Ekspor juga menurun 6,6 persen ke AS, dibandingkan dengan penurunan 3,8 persen pada bulan sebelumnya. Ini adalah bulan kedua berturut-turut jatuh. Pengiriman keluar ke negara-negara Uni Eropa juga turun 0,1 persen, menyusul pertumbuhan 12,7 persen pada Maret. Sebaliknya, ekspor ke negara-negara ASEAN tumbuh 7,1 persen.
Impor turun 14,9 persen menjadi USD32.2 miliar pada bulan April, penurunan bulan ke 19 berturut-turut.
Impor di Korea Selatan rata-rata 11.772,80 USD Juta dari tahun 1966 sampai 2016, mencapai semua waktu tinggi dari 45.899,19 USD Juta pada bulan Juli 2014 dan rekor rendah dari 38,61 USD Juta pada bulan Januari 1966.
Dengan hasil penurunan impor lebih besar dari ekspor, maka pada bulan April 2016, terjadi surplus perdagangan mencapai USD8.80 miliar. Neraca perdagangan telah surplus konsisten sejak Februari 2012.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
