Sebagai pemegang saham utama PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Astra International Tbk dan Standard Chartered Bank, (SCB) siap menjadi pembeli siaga atas rencana penambahan saham baru yang dilakukan pekan depan pada tanggal 2 – 8 Juni 2016. Rencana right issue dengan HMETD ini sudah disetujui oleh OJK yang akan melepas sekitar 10,4 miliar saham baru.
Harga saham baru tersebut dipatok dengan harga Rp526 per saham, sehingga perseroan targetkan akan memperoleh dana segar sebanyak Rp5,5 triliun. Untuk pemegang saham yang mendapat HMETD yaitu pemegang saham yang terdaftar sejak 31 Mei 2016 dan memiliki 283 saham.
Sebagi informasi tambahan, kinerja perkreditan bank ini dibayangi oleh resiko yang cukup besar sehingga rasio kredit bermasalah atau non perfoarming loan (NPL) akan mengalami kenaikan. Sekalipun demikian likuiditas bank masih tetap fit akibat meningkatnya dana murah (CASA).
Memantau pergerakannya pada bursa perdagangan saham Senin (23/05) saham BNLI dibuka pada level 745 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 750. Siang ini saham bergerak negatif oleh intervensi investor asing yang menjual banyak sahamnya hinga net sell 18,3 juta.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham BNLI perdagangan sebelumnya bergerak lemah dengan indikator MA masih bergerak datar dan indikator Stochastic konsolidasi di area jenuh jualnya.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak datar, dan +DI yang bergerak datar menunjukan pergerakan BNLI rawan koreksi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasai trading esok hari pada target level resistance di level 496 dan target support di level 488.
Lens Hu/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang