Musim pesta bijih besi sudah mulai usai, harga bijih besi dengan konten 62 persen telah kehilangan 24,1 persen pada Mei, demikian menurut data dari Metal Bulletin Ltd. Harga bahan baku ini telah runtuh 29 persen sejak memuncak pada lebih dari $ 70 pada tanggal 21 April , dan pekan lalu merosot di bawah level $ 50.
Masa keemasan komoditas mulai memudar namun pemerindah Tiongkok tetap melakukan intervensi dalam produksi dan stok di pelabuhan. Goldman Sachs Group Inc sudah memperingatkan pasar akan kemungkinan penurunan harga bijih besi yang akan berkepanjangan pada semester kedua di tengah surplus global yang meningkat.
Harga bijih tenggelam 1,7 persen menjadi $ 50,27 per ton pada hari Senin setelah jatuh untuk empat dari lima minggu terakhir, demikian laporan yang dikeluarkan oleh Metal Bulletin. Goldman Sachs memprediksi bahwa harga bisa mundur dari $ 55 per ton pada kuartal ini menjadi $ 45 di periode Juli sd September dan $ 38 di tiga bulan terakhir. Metal Bulletin mematok harga terendah di $ 38,30 tahun lalu.
Persediaan bijih besi di pelabuhan Tiongkok meningkat 0,2 persen menjadi 100.650.000 ton pekan lalu, level tertinggi sejak Desember 2014, menurut data dari Shanghai Informasi Steelhome Technology Co Mereka naik 8,1 persen tahun ini setelah pabrik baja di Tiongkok meningkatkan produksi hariannya ke rekor tertinggi dalam satu bulan.
Di Sydney, harga bijih besi keluaran Fortescue Metals Group Ltd telah kehilangan 13 persen bulan ini setelah rally 34 persen pada April, sementara Rio Tinto Group turun 13 persen selama bulan Mei setelah sebelumnya sempat melompat sebesar 21 persen. BHP Billiton Ltd naik 23 persen bulan lalu, namun kemudian anjlok 7,7 persen.
Selasti/ VMN/VBN/ Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang