Harga CPO di bursa komoditas Malaysia pada perdagangan Selasa (19/07) terpantau turun. Pelemahan harga CPO siang ini terpicu pelemahan minyak mentah di sesi perdagangan Asia.
Harga minyak mentah menurun di awal perdagangan sesi Asia pada Selasa (19/07) karena kekhawatiran kekenyangan produksi atas minyak mentah dan bahan bakar melebihi pengurangan yang diharapkan dalam produksi shale AS.
Harga minyak mentah turun lebih dari 1 persen pada sesi sebelumnya setelah kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan mereda setelah kudeta Jumat di Turki.
Harga minyak mentah berjangka AS, yang dikenal sebagai West Texas Intermediate (WTI), turun 13 sen menjadi $ 45,11 per barel pada 0021 GMT setelah ditutup turun 71 sen, atau sekitar 1,6 persen, pada sesi sebelumnya.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent turun 9 sen menjadi $ 46,87 per barel setelah menyelesaikan sesi sebelumnya turun 65 sen, atau 1,4 persen.
Lihat : Harga Minyak Mentah Sesi Asia Tertekan Kekuatiran Kekenyangan Pasokan
Penurunan harga minyak mentah menjadi pemicu sentimen negatif yang membuat harga CPO dalam trend melemah. Pelemahan harga minyak mentah membuat bahan bakar alternatif seperti yang dibuat dari CPO menurun permintaannya.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami pelemahan Harga kontrak Oktober 2016 yang merupakan kontrak paling aktif melemah sebesar -20 ringgit atau -0,9 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.276 ringgit per ton.
Lihat : Harga CPO 18 Juli Naik 1 Persen Terdukung Pelemahan Ringgit
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya akan memperhatikan pergerakan harga minyak mentah, yang jika terus melemah akan menekan harga CPO. Pergerakan harga juga bisa dipengaruhi oleh pergerakan mata uang Ringgit serta kondisi permintaan dan pasokan global.
Harga CPO berjangka kontrak September 2016 di bursa komoditas Malaysia berpotensi menguji level Support pada posisi 2.230 ringgit dan 2.180 ringgit. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi penguatan ada pada posisi 2.330 ringgit dan 2.380 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang