Di tengah aksi beli investor asing yang cukup besar sejak awal perdagangan hari Kamis (4/8) saham emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) masih bergerak di zona hijau setelah dibuka lebih tinggi dari rebound kuat perdagangan sebelumnya. Laporan kinerja keuangan yang mantap untuk periode semester I-2016 lalu memberi tenaga tambahan untuk melanjutkan rally seperti perdagangan pekan lalu.
Nilai saham sudah mencapai posisi yang tinggi sejak IPO pekan lalu dan berpotensi akan menguat kembali oleh dorongan fundamental emiten yang lumayan. Bagaimana tidak lumayan, tahun lalu perseroan menderita kerugian hingga ratusan miliar di semester pertamanya namun sekarang terjadi sebaliknya dimana GJTL untung hingga setengah triliun.
Sepanjang 6 bulan pertama tahun ini GJTL berhasil mendapatkan keuntungan mencapai Rp533,57 miliar atau Rp153,13 per saham, sedangkan periode yang sama tahun 2015 hanya Rp351,28 miliar atau Rp(100,81) per saham. Lonjakan kinerja ini disebabkan peningkatan pendapatan dan keuntungan kurs, dimana pendapatan naik dari Rp6,20 triliun menjadi Rp6,95 triliun sedangkan keuntungan kurs mencapai Rp279,33 miliar setelah tahun lalu merugi.
Mengamati pergerakan nilai sahamnya dari lantai bursa perdagangan saham pada Kamis (4/8) saham GJTL dibuka pada level 1575 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 1565 dan dengan volume perdagangan saham sudah mencapai 28 ribu saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham GJTL perdagangan sebelumnya bergerak bullish dengan indikator MA masih bergerak naik dan indikator stochastic bergerak flat di area jenuh beli.
Sementara indikator ADX terpantau bergerak datar didukung oleh -DI yang juga bergerak turun yang menunjukan pergerakan GJTL dalam potensi rawan koreksi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju GJTL masih akan tertekan dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan GJTL. Saat ini level support berada pada 1550 hingga resistance 1600.
Lens Hu/VMN/VB/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang