Pada akhir perdagangan Rabu dini hari (28/09), harga batubara Rotterdam berakhir lemah tertekan anjloknya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah merosot 3 persen pada akhir perdagangan Rabu dinihari setelah Arab Saudi mengatakan tidak berharap untuk menyepakati pemotongan produksi pada pertemuan dengan produsen lain di ibukota Aljazair, sementara Iran juga tidak bersedia untuk membekukan produksi saat ini.
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih kepada wartawan di Algiers, di mana OPEC dan produsen minyak lainnya telah berkumpul untuk International Energy Forum 26-28 September, bahwa Iran, Libya dan Nigeria harus diizinkan untuk memproduksi pada tingkat maksimum sepanjang sejarah mereka.
Lihat : Harga Minyak Mentah Anjlok 3 Persen Tergerus Pernyataan Bearish Arab Saudi dan Iran
Dengan pelemahan harga minyak mentah tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Desember 2016 merosot di posisi 64,95 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -0,05 dollar atau setara dengan -0,08 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Malam nanti akan dirilis data Durable Goods Orders Agustus yang diindikasikan melemah. Jika terealisir akan melemahkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi naik dengan pelemahan dollar AS.
Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Resistance pada posisi 65,50 dollar dan Resistance kedua di level 66,00 dollar. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 64,50 dollar dan 64,00 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang