Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Kamis dinihari (10/11) ditutup lemah. Pelemahan harga kakao terpicu peningkatan prospek tanaman kakao di Afrika Barat.
Kakao berjangka lebih rendah dengan membaiknya prospek tanaman di Afrika Barat yang terus membebani harga.
Penggilingan kakao Panatai Gading telah memproses 41.000 ton biji pada akhir Oktober sejak musim 2016/17 dimulai pada 1 Oktober, naik dari 40.000 ton pada periode yang sama musim lalu, data asosiasi eksportir GEPEX menunjukkan pada hari Rabu.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup turun. Harga komoditas tersebut ditutup melemah sebesar -14 dollar atau -0,57 persen pada posisi 2.451 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan melemah terbatas dengan penguatan dollar AS setelah terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden AS.
Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Support pada posisi 2.400 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.350 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.500 dollar dan 2.550 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang