Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Jumat dini hari (09/12) berakhir merosot tertekan penguatan dollar AS.
Dollar AS naik 0,85 persen terhadap sekeranjang mata uang setelah keputusan Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga dan mengurangi pembelian obligasi mulai April 2017.
Lihat : Bank Sentral Eropa Pertahankan Suku Bunga, Program Pembelian Obligasi Dikurangi Mulai April 2017
Menguatnya dolar AS membuat komoditas gula yang berdenominasi dolar ini menjadi lebih mahal dalam mata uang lainnya, sehingga permintaan menurun.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,18 sen atau setara dengan -0,92 persen pada posisi 19,45 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data Michigan Consumer Sentiment Desember AS yang diindikasikan meningkat dari hasil sebelumnya. Jika hasil ini terealisir, akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan potensi penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 19,00 sen dan 18,50 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 20,00 sen dan 20,50 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang