Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Rabu dinihari (14/12) ditutup naik. Penguatan harga kakao terpicu kekuatiran gangguan produksi kakao di Pantai Gading.
Hujan di sebagian besar wilayah kakao utama tumbuh Pantai Gading pekan lalu seharusnya meningkatkan panen tahun depan, namun kondisi panas, kering di beberapa daerah berpotensi dirusak angin musiman Harmattan yang mengkhawatirkan beberapa petani.
Produsen kakao utama dunia secara resmi menyatakan musim kemarau berlangsung dari pertengahan November sampai Maret, dan angin Harmattan kini bertiup ke selatan dari utara dan tengah negara, demikan analis menyatakan kepada Reuters, Selasa.
Angin berdebu kering biasanya bergerak dari Sahara antara Desember dan Maret. Hal ini dapat memangkas produksi kakao dan menekan kualitas kacang dengan membunuh polong kecil dan mengeringkan tanah. Tahun lalu, angin kencang menyebabkan kerusakan parah.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan peningkatan. Harga komoditas tersebut ditutup naik sebesar 49 dollar atau 2,19 persen pada posisi 2.289 dollar per ton.
Malam nanti The Fed akan menetapkan suku bunga AS, dengan sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bank sentral untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan potensi penguatan dollar AS. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi akan menembus level Support pada posisi 2.240 dollar. Jika level Support tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.190 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan ditembus jika terjadi kenaikan ada pada 2.340 dollar dan 2.390 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang