Dollar AS sedang diburu banyak jelang pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump setelah perdagangan sebelumnya alami pukulan, sehingga semua rival utamanya alami retreat dan masih bergerak negatif hingga perdagangan sesi Eropa akhir pekan (20/1). Demikian juga dengan poundsterling ikut tertekan sekalipun bursa Eropa menguat dan mendapat sentimen negatif tambahan dari rilis data retail sales.
Kantor Statistik Inggris umumkan kinerja penjualan sektor ritel Inggris pada bulan Desember lalu alami penurunan lanjutan dari periode sebelumnya yang sudah kontraksi. Turunnya skor retail sales tersebut lebih besar dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya.
Pergerakan poundsterling sesi Eropa (18:16:00 WIB) bergerak lemah terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya pada 1.2345 di awal perdagangan sesi Asia, kini pair GBPUSD berada di posisi 1.2264 setelah sempat mencapai posisi tertinggi 1.2372 dan terendah di 1.2262.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika yang berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center melihat pair GBPUSD secara teknikal dapat turun lagi ke kisaran support 1.2243 – 1.2210. Namun jika tidak sampai dan terjadi koreksi negatif maka pair dapat naik kembali menuju kisaran 1.2380-1.2421.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang