Dollar AS sedang bergerak kuat pada perdagangan sesi Eropa awal pekan hari Senin (6/2) setelah sempat di awal sesi Asia alami pelemahan lanjutan perdagangan akhir pekan. Kondisi ini membuat poundsterling yang dibuka menguat awal sesi Asia gagal rebound setelah akhir pekan alami tekanan jual.
Tekanan jual yang terus berlangsung hingga sesi Eropa dipicu oleh buruknya perdagangan bursa saham Eropa yang melemahkan kurs pound yang memiliki yield yang lebih tinggi. Sebelumnya juga poundsterling sudah menerima sentimen negatif yang sangat kuat dari keputusan parlemen Inggris yang membuka jalan bagi PM Inggris Theresa May melakukan skenario Hard Brexit.
Lihat: Bursa Eropa 6 Februari Bergerak Mixed Mencermati Kebijakan Trump dan Laporan Laba Emiten
Pergerakan poundsterling sesi Eropa (17:30:00 WIB) bergerak lemah terhadap dollar AS, setelah dibuka lebih tinggi dari perdagangan sebelumnya pada 1.2487 di awal perdagangan sesi Asia, kini pair GBPUSD berada di posisi 1.2477 setelah sempat mencapai posisi tertinggi 1.2487 dan terendah di 1.2448.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika yang berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center melihat pair GBPUSD secara teknikal dapat naik lagi ke kisaran resisten 1.2517 – 1.2541 jika koreksi negatif terkini tidak sampai ke kisaran 1.2425-1.2386.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang