Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Rabu dinihari (26/04) berakhir turun tertekan proyeksi peningkatan produksi global.
Produksi gula global diperkirakan melonjak 13 juta ton pada tahun panen 2017/18 seiring dengan Uni Eropa, India dan Thailand meningkatkan hasil produksi mereka, konsultan independen F.O. Licht memperkirakan pada hari Selasa (25/04).
Produksi gula dunia diperkirakan mencapai 190,3 juta ton dibandingkan dengan 176,9 juta ton pada 2016/17, yang menyebabkan neraca pasar gula global berubah menjadi surplus 2,8 juta ton setelah defisit dua tahun, demikian proyeksi F.O. Licht.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Juli 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup turun sebesar -0,04 sen atau setara dengan -0,25 persen pada posisi 16,28 sen per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi menguat terbatas jika pelemahan dollar AS terjadi. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Resistance pada posisi 16,80 sen dan 17,30 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 15,80 sen dan 15,30 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang