Harga timah di bursa Malaysia turun pada perdagangan Kamis (01/06). Penurunan harga timah tertekan pelemahan bursa Wall Street dan buruknya data manufaktur Tiongkok.
Bursa saham A.S. jatuh pada akhir perdagangan Kamis dinihari (01/06), karena penurunan sektor keuangan menekan pasar saham.
Indeks Dow Jones turun 20,82 poin atau 0,1 persen menjadi ditutup pada level 21.008,65, Indeks S & P 500 merosot 1,11 poin atau 0,05 persen, berakhir pada 2.411,80, Indeks Nasdaq menarik mundur 4,67 poin atau 0,08 persen, ditutup pada 6,198.52.
Lihat : Bursa Wall Street Bulan Mei Naik Mantap; Kebijakan Trump dan Suku Bunga AS Menjadi Perhatian
Pelemahan harga timah juga terbebani buruknya data manufaktur Tiongkok, yang memicu kekuatiran melemahnya permintaan dari Tiongkok.
Harga timah tertekan oleh data indeks Purchasing Purchasing Managers Caixin / Markit Manufacturing Manufacturing (PMI), yang memberikan gambaran suram, dan kontras tajam dengan pembacaan PMI resmi pada hari Rabu.
Indeks turun menjadi 49,6, lebih lemah dari yang diperkirakan, di bawah angka 50 poin yang membatasi pertumbuhan dan kontraksi, dan menandai bulan ketiga di mana indeks tersebut telah jatuh.
Harga timah di bursa komoditas Malaysia berakhir menurun hari ini. Harga logam industri ini diperdagangkan pada posisi 20.350 dollar per ton, turun sebesar -200 dollar atau -1,0 persen dari penutupan sebelumnya pada 20.550.
Malam nanti akan dirilis data ADP Employment Change Mei AS yang diindikasikan meningkat, dan data jobless claim yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga timah Malaysia pada perdagangan selanjutnya akan bergerak lemah jika dollar AS terealisir naik. Harga akan menghadapi level Support di posisi 20.150 dollar dan 20.000 dollar. Akan tetapi jika terjadi kenaikan, harga timah akan menghadapi level Resistance di 20.750 dollar dan 20.950 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang