Harga gula berjangka ICE ditutup turun pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Kamis dinihari (29/06). Harga komoditas ini mengalami pelemahan tergerus perkiraan percepatan panen Brazil.
Antonio de Padua Rodrigues, direktur teknis untuk kelompok industri tebu Brazil, Unica, mengatakan pada hari Selasa bahwa pabrik di pusat-selatan dapat mempercepat panen selama paruh pertama Juni karena cuaca kering.
Padua mengatakan pabrik di pusat-Brasil Selatan terus memprioritaskan produksi gula melebihi produksi etanol untuk memenuhi kontrak. Namun Padua menambahkan, bahwa pabrik dapat meningkatkan produksi etanol dengan mengorbankan gula dalam satu atau dua bulan jika harga gula tetap rendah dan biofuel memberi hasil yang lebih baik.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2017 terpantau merosot. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar 0,13 sen atau setara dengan 1,01 persen pada posisi 12,76 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data GDP Growth Rate Q1 Final AS yang diindikasikan melemah. Jika terealisir akan menekan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi menguat jika dollar AS terealisir melemah. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Resistance pada posisi 13,30 sen dan 13,80 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 12,30 sen dan 11,80 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang