Harga gula berjangka ICE ditutup melonjak pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Jumat dinihari (30/06). Harga gula mengalami penguatan terpicu aksi beli teknis terpicu kelebihan pasokan.
Lonjakan besar terjadi setelah penurunan harga gula yang panjang yang dimulai pada bulan Februari dan menghapus 40% dari nilai komoditi tersebut. Harga gula turun ke level terendah dalam 16 bulan pada hari Rabu, karena investor terus khawatir mengenai pasar dengan kelebihan pasokan.
Kelompok industri tebu Brazil Unica mengatakan pada hari Rabu bahwa pabrik di pusat-selatan memproduksi 2,4 juta ton gula selama paruh pertama bulan ini, naik 97,8% dari tahun lalu. Bauran produksi adalah 49,3% gula menjadi 50,7% etanol, lebih tinggi dari campuran gula yang diharapkan pedagang.
Analis mengatakan rally hari Kamis sebagian besar disebabkan oleh alasan teknis. Kontrak Juli yang akan berakhir pada hari Jumat, masih memiliki 48.966 lot, setara dengan 2,4 juta ton gula, dengan bunga terbuka pada penutupan hari Rabu, menurut bursa.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2017 terpantau melonjak. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melonjak sebesar 0,74 sen atau setara dengan 5,80 persen pada posisi 13,50 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data Personal Income, Personal Spending Mei, Michigan Consumer Sentiment Juni AS, yang diindikasikan melemah. Jika terealisir akan menekan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi kuat jika pelemahan dollar AS terjadi. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Resistance pada posisi 14,00 sen dan 14,50 sen. Sedangkan level Support yang akan diuji jika terjadi penurunan harga ada pada posisi 13,00 sen dan 12,50 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang