Market Outlook 23-27 October 2017

1191

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia bergerak fluktuatif dengan tergerus profit taking dari investor asing kemudian rebound kembali searah dengan penguatan bursa global, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat tipis ke level 5,929.55. Untuk minggu berikutnya (23-27 Oktober) pasar dalam konsolidasi sementara dan mencari lagi indikasi berikutnya namun peluang untuk menuju level 6,000 terbuka. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5967 dan 6010, sedangkan support di level 5904 dan kemudian 5860.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat lebih banyak dalam tekanan oleh dana asing yang mengalir keluar sementara dollar AS secara global sedang menguat, di mana secara mingguan rupiah fluktuatif dan melemah ke level 13,515. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,530 dan 13,540, sementara support di level 13,473 dan 13,453.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Durable Goods Orders m/m dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan rilis Unemployment Claims pada Kamis malam; ditutup dengan Advance GDP q/q pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Prelim GDP q/q pada Rabu sore; selanjutnya rilis Minimum Bid Rate ECB pada Kamis malam yang diperkirakan bertahan di level sangat rendah 0.00%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data CPI q/q Australia pada Rabu pagi.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terpantau menguat membukukan kenaikan mingguan kelimanya dalam enam minggu, berada di 3 bulan tertinggi vs yen, sejalan dengan perkembangan positif dalam rencana reformasi pajak AS yang menaikkan preferensi investor terhadap asset berisiko, di mana secara mingguan index dollar AS menguat ke level 93.66. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau turun ke level 1.1772. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1878 dan kemudian 1.2003, sementara support pada 1.1729 dan 1.1668.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3184 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3337 dan kemudian 1.3454, sedangkan support pada 1.3026 dan 1.2772. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 113.50. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 114.48 dan 115.18, serta support pada 111.64 serta level 109.54. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7814. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7985 dan 0.8124, sementara support level di 0.7732 dan 0.7571.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terdorong oleh kenaikan dan rekor berlanjut bursa Wall Street sementara indeks Nikkei terus rally dalam rekor selama 14 hari berturut-turut. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat dalam rekor ke level 21515. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21550 dan 21750, sementara support pada level 20920 dan lalu 20590. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 28487. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28800 dan 29120, sementara support di 27300 dan 26863.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat 2 persen dan kembali mencetak rekor dalam intraday dan penutupan pasarnya setelah Senat menyetujui anggaran $4 triliun yang menaikkan harapan pasar akan pemangkasan pajak dan mendongkrak saham. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat dalm rekor ke level 23280.44, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 23320 dan 23400, sementara support di level 22747 dan 22475. Index S&P 500 minggu lalu menguat  ke level 2543.06, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2557 dan 2620, sementara support pada level 2457 dan 2429.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau membukukan penurunan kembali oleh harapan pasar yang menguat terhadap reformasi pajak AS telah meningkatkan permintaan bagi asset berisiko, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1280.05 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1306 dan berikut $1313, serta support pada $1260 dan $1251. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp556,779 per gram.

 

Apa yang terjadi di pasar global nyatanya memiliki kaitan erat dengan pasar domestik. Volatilitas pasar investasi global jelas berpengaruh di sini. Investor lokal dituntut memiliki juga pengetahuan akan situasi pasar dunia secara intense dari waktu ke waktu. Hal ini, untuk sebagian investor awam, tidak mudah dipahami. Memang pasar internasional bukan perkara mudah untuk dimengerti. Diperlukan pengenalan pasar yang secara konsisten harus di-monitor terus. Di sinilah kelebihan dari vibiznews.com sebagai media investasi online lokal dengan coverage global secara intense. Anda cukup tinggal mengikuti ulasan berita,  analisis dan rekomendasi instan kami. Jadi mudah bukan? Terima kasih bagi Anda yang telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Analis: Alfred Pakasi

Editor: J. John

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here