(Vibiznews – Forex) Dolar AS turun pada perdagangan hari Rabu (06/12) di sesi Asia, karena kekhawatiran tentang kemungkinan “government shutdown” A.S. mengimbangi optimisme tentang kemajuan peraturan perundangan pajak.
Indeks dolar, yang mengukur mata uangnya terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,1 persen menjadi 93,328.
Euro stabil pada hari di $ 1,1825, sementara dolar turun 0,1 persen terhadap mata uang Jepang menjadi 112,43 yen.
Sterling mendapat tekanan pada hari Rabu setelah sebuah laporan rencana pembunuhan yang gagal terhadap Perdana Menteri Inggris. Sky News mengatakan pada hari Selasa, mengutip sumber, bahwa sebuah rencana untuk membunuh Perdana Menteri Theresa May telah digagalkan.
Di A.S., Dewan Perwakilan Rakyat yang Republikan memilih pada hari Senin untuk menghadiri konferensi dengan Senat untuk memulai perundingan formal mengenai tagihan pajak, dengan Senat yang dipimpin oleh Partai Republik diperkirakan akan mengadakan pemungutan suara yang serupa akhir pekan ini.
Namun, sementara itu, kemungkinan penutupan pemerintah A.S. akan bertambah, jika anggota parlemen gagal mencapai kesepakatan anggaran minggu ini. Pendanaan pemerintah akan berakhir pada hari Jumat.
Ekspektasi tingkat suku bunga A.S. yang lebih tinggi mendukung dolar. Harga dana Fed berjangka menunjukkan bahwa para investor mengharapkan bank sentral A.S. menaikkan suku bunga pada pertemuan 12-13 Desember, dengan menunjukkan peluang nol persen untuk suku bunga tetap pada tingkat saat ini sebesar 1,00-1,25 persen.
Juga menekan pound adalah kegagalan Perdana Menteri May untuk meraih kesepakatan untuk membuka perundingan mengenai perdagangan bebas pasca-Brexit dengan Uni Eropa setelah sebuah kesepakatan tentatif dengan Dublin untuk menjaga peraturan Uni Eropa di Irlandia Utara membuat marah sekutunya di Belfast.
Pound turun 0,2 persen pada $ 1,3413, meskipun berada di atas titik terendah semalam di $ 1,3370.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks dolar AS akan bergerak sideways dengan optimisme persetujuan undang-undang reformasi pajak, diimbangi dengan kekuatiran government shutdown AS.
Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center